berita  

Puluhan Tersangka Militan Ditangkap karena Merencanakan Penyerangan Saat Pemilu

Puluhan Tersangka Militan Ditangkap karena Merencanakan Penyerangan Saat Pemilu
Puluhan Tersangka Militan Ditangkap karena Merencanakan Penyerangan Saat Pemilu

Rilidigital Jakarta – Pasukan kontra-terorisme Kepolisian Nasional telah menangkap 59 tersangka militan dalam sebulan terakhir, sebagian besar dari mereka di tuduh berkonspirasi untuk melakukan serangan pada pemilu mendatang, menurut seorang juru bicara pada hari Selasa.

Penindakan terhadap sel-sel teror yang terkait dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jemaah Islamiyah (JI) terjadi di berbagai wilayah di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Barat, di pimpin oleh pasukan antiteror, Densus 88.

Kompol Aswin Siregar, juru bicara pasukan, mengatakan para tahanan terdiri dari 40 anggota JAD dan 19 anggota Jemaah Islamiyah.

Anggota JAD menghadapi dakwaan terkait rencana mengganggu pemilu.

“Mereka berencana melemahkan atau mengganggu proses pemilu karena menganggap demokrasi bertentangan dengan keyakinan mereka sehingga memotivasi mereka untuk menghalangi pemilu,” kata Aswin saat konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Menteri Luar Negeri RI Menyerukan ASEAN Untuk Menjaga Perdamaian di Dunia yang Penuh Gejolak

Serangan terencana ini juga menargetkan pejabat keamanan dan pemilu, tambahnya.

Indonesia sedang mempersiapkan pemilu besar di mana para pemilih akan memilih presiden, walikota, bupati, gubernur, senator, dan anggota parlemen di berbagai tingkatan, semuanya dalam tahun yang sama. Pemilihan presiden akan di mulai pada 14 Februari 2024.

Aswin mengatakan, penangkapan ini menggarisbawahi ancaman yang masih ada dari kelompok teror seperti Jemaah Islamiyah dan JAD.

Jemaah Islamiyah adalah kelompok militan regional yang bertujuan mendirikan kekhalifahan di Asia

Tenggara. Kelompok ini terkenal karena serangkaian serangan mematikan pada tahun 2000an,

termasuk dua bom Bali pada 12 Oktober 2002, yang merenggut nyawa lebih dari 200 orang, sebagian besar wisatawan asing.

JAD di yakini merupakan kelompok simpatisan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan melakukan

serangan sporadis di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

Jasa Rilidigital