Menteri Menghimbau Para Tenaga Kesehatan Jiwa Untuk Mendalami Ilmu Hormon

Menteri Menghimbau Para Tenaga Kesehatan Jiwa Untuk Mendalami Ilmu Hormon
Menteri Menghimbau Para Tenaga Kesehatan Jiwa Untuk Mendalami Ilmu Hormon

Rilidigital – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menantang para tenaga kesehatan di bidang kesehatan jiwa untuk mempelajari endokrinologi atau ilmu tentang hormon yang mempengaruhi sistem saraf di otak manusia.

“Cara kita berpikir dan merasakan emosi itu di sebut sistem hormon. Misalnya hormon serotonin kita rendah maka di sebut depresi, (sedangkan) kalau (kadar) dopamin tinggi maka itu skizofrenia,” ujarnya di peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2023 yang di siarkan dari kanal YouTube kementerian pada Jumat.

Menurut Sadikin, pencapaian terkini dalam ilmu kesehatan jiwa adalah pemanfaatan ilmu saraf untuk mengatasi gangguan sistem saraf yang berkaitan dengan pikiran manusia.

Ia mencatat, kinerja organ tubuh manusia di kendalikan oleh pembuluh darah untuk berfungsinya seluruh organ, sedangkan pergerakan organ di kendalikan oleh sistem saraf.

“Saya ingin menantang para dokter untuk belajar lebih banyak tentang otak manusia. Kita sudah melakukan transplantasi jantung dan hati, tapi kita belum melakukan transplantasi otak. Artinya, kita belum memahami cara kerja otak,” ujarnya.

Ia menyatakan, gangguan jiwa erat kaitannya dengan hormon yang mempengaruhi sistem saraf di otak penderitanya.

Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta akan Memvaksinasi 500 Orang yang Berisiko Terkena Cacar Monyet

“Pengetahuan kita tentang ilmu ini (hormon) masih sangat rendah,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya mengembangkan layanan kesehatan jiwa di Indonesia dengan fokus pada peningkatan kompetensi petugas Puskesmas melalui dukungan dokter spesialis terkait.

“Pertama, kita perlu melakukan deteksi dini. Kita harus bisa membantu pasien menjaga kesehatan mentalnya dan mencegah hormon yang merusak otak,” tegasnya.

Selain itu, Kementerian akan membekali petugas puskesmas dengan kompetensi psikiatris untuk mengidentifikasi pasien gangguan jiwa yang membutuhkan pertolongan.

“Kita harus bisa mendeteksinya sejak dini agar tidak terjadi depresi. Bisa juga berkembang menjadi skizofrenia,” ujarnya mengingatkan.

Tahap selanjutnya setelah deteksi dini adalah menemukan metode terapi yang tepat, kata Sadikin.

“Ada perubahan konsep secara besar-besaran yang akan mengalihkan fokus penanganan gangguan jiwa

di rumah sakit ke upaya preventif di puskesmas,” ungkapnya.

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia di peringati setiap tanggal 10 Oktober. Tahun ini Kementerian Kesehatan mengangkat tema “Jiwa Sehat, Indonesia Sehat”.

Peringatan Hari Kesehatan Jiwa se-Indonesia di tandai dengan kegiatan kick off Pengembangan Model

Pelayanan Kesehatan Jiwa Berbasis Komunitas di Manado, Sulawesi Utara, pada Jumat.

Jasa Rilidigital