Rilidigital – Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ratna Susianawati mengatakan, di perlukan kerjasama lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanganan perdagangan manusia.
“Perdagangan manusia merupakan kejahatan luar biasa yang membutuhkan penanganan komprehensif dari hulu hingga hilir,” ujarnya pada acara Peringatan Hari Anti Perdagangan Orang Sedunia yang di gelar di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo di Jakarta, Minggu.
Kolaborasi lintas sektor di perlukan karena perdagangan manusia melibatkan banyak sindikat dengan jaringan yang besar dan luas, yang cakupannya dapat melintasi batas negara.
Susianawati mengatakan, para pelaku perdagangan manusia kerap memikat korbannya untuk bekerja sebagai TKI.
Selain itu, mereka juga memikat para korban dengan magang, beasiswa, dan penghasilan instan melalui penipuan online.
Baca Juga: KPK Akui Kesalahan Prosedur Penangkapan Kepala Basarnas
Kemudian, seiring dengan perkembangannya, karakteristik korban juga mengalami pergeseran:
pelaku tidak hanya menyasar masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah tetapi juga menyasar masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Jakbar Uus Kuswanto mengatakan, pemilihan Kalijodo sebagai
lokasi peringatan Hari Anti Perdagangan Orang Sedunia tidak terlepas dari perjuangan pemberantasan prostitusi di kawasan tersebut pada masa lalu.
Ia menilai peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat penegak hukum, dan masyarakat sangat
penting untuk membangun sinergi dan mengakhiri perdagangan manusia.
Walikota mengatakan, upaya antisipasi dini perlu di lakukan untuk mencegah perdagangan manusia.
“Tidak akan efektif jika upaya hanya di lakukan oleh aparat penegak hukum dan pemerintah pusat,
semua elemen masyarakat harus ikut berkampanye agar efektif dan masif,” ujarnya.