Rilidigital.com , Jakarta – Indonesia Minta Brazil Berinvestasi di Peternakan Sapi, Indonesia pada hari Senin mendorong Brazil untuk berinvestasi dalam peternakan sapi ketika Jakarta mencoba menurunkan harga daging sapi dan memperkuat ketahanan pangan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kepada Menteri Luar Negeri
Brasil Mauro Vieira bahwa kerja sama di bidang peternakan dapat memperkuat hubungan ekonomi Indonesia-Brasil.
“Kami mendorong Brazil untuk berinvestasi dalam peternakan sapi di Indonesia,” kata Retno kepada wartawan seusai pertemuan bilateral di kantornya di Jakarta.
Jakarta juga mencoba membujuk Brazil untuk membangun produksi vaksin bersama untuk penyakit mulut dan kuku, salah satu penyakit virus yang menginfeksi ternak.
Retno menambahkan, ketahanan pangan harus menjadi prioritas dalam hubungan Indonesia-Brasil.
Vieira tidak secara eksplisit mengomentari investasi peternakan sapi atau produksi vaksin bersama selama konferensi pers.
Meski demikian, diplomat asal Brazil tersebut menyatakan bahwa negaranya akan mendukung upaya Indonesia dalam membangun ketahanan pangan nasional.
“Sebagai pemasok stok pangan yang dapat di andalkan, saya menyoroti potensi yang di tawarkan Brasil untuk memperluas ekspor daging ke Indonesia,” kata Vieira pada konferensi pers yang sama.
Indonesia Minta Brazil Berinvestasi di Peternakan Sapi
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengadakan konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Brasil Mauro Vieira di Jakarta pada 9 Oktober 2023.
Mengimpor Sapi Brazil
Awal tahun ini, Menteri Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terbang ke Brazil dalam upaya mendiversifikasi pemasok daging Indonesia.
Menurut Luhut, Brazil sudah sepakat tidak hanya mengekspor daging sapi ke Indonesia,
Tapi juga sapi hidup seperti sapi jantan dan pedet untuk diternakkan di negara Asia Tenggara tersebut.
Luhut mengatakan, sapi asal Brazil tersebut akan menjalani karantina untuk memastikan ternak impor tersebut aman dari penyakit mulut dan kuku.
“Kami selama ini mengimpor daging sapi dari Australia dan daging kerbau dari India. Hal ini menyebabkan harga [daging] melebihi Rp 100.000 [sekitar $6,37]. Kalau kita impor dari ketiga sumber ini [Australia, India, Brazil], seharusnya kita bisa menekan harga [daging] hingga di bawah Rp 100.000,” kata Luhut dalam rekaman video pernyataan yang diunggah Agustus lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia mengimpor daging (daging sapi dan kerbau) sebanyak 225.650 ton. Sebanyak 105.756 ton berasal dari Australia. Di susul India (77.515 ton) dan Amerika (20.106 ton).
Menurut perusahaan data pertanian pangan Tridge,
pemerintah Brazil mengungkapkan bahwa ekspor daging sapi negaranya telah mencapai rekor tertinggi baik dari segi nilai maupun volume.
Ekspor daging sapi segar/dingin Brasil mencapai $11,8 miliar pada tahun 2022, dengan volume total hampir 2 juta ton.
Baca Juga :Energi Terbarukan Barito Mencapai Aturan Batasan Saat Debut Pasar
Data pemerintah menunjukkan perdagangan Indonesia-Brasil meningkat dari $4,1 miliar pada tahun 2021 menjadi $5,4 miliar pada tahun berikutnya.
Baca selengkapnya: Pembicaraan Pakta Dagang Mercosur-Indonesia Tertunda karena Kesepakatan Blok tersebut dengan UE Terhenti