Rilidigital.com, Jakarta – Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Pompa Air untuk Mencegah Kelaparan: Jokowi, Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada hari Jumat memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan dunia mengalami kelaparan yang sangat besar,
sehingga Indonesia harus memasang lebih banyak pompa air untuk mencegah masyarakatnya mengalami kelaparan.
Sistem pompa air yang kuat juga dapat membantu pemerintah Indonesia mengendalikan inflasi – yang mencapai 2,84 persen pada bulan Mei –, kata Jokowi.
Berbicara di depan para pejabat senior pemerintah di Jakarta, pemimpin Indonesia tersebut mengulangi peringatan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres bahwa dunia berada di ambang “neraka iklim” di tengah kenaikan suhu. Menurut Jokowi,
dunia juga berisiko menghadapi kelaparan parah pada tahun 2050. Sekitar 50 juta petani akan kehabisan air untuk tanaman mereka, sehingga menyebabkan kekurangan pangan jika tidak ada tindakan yang di lakukan.
“Jangan main-main saat menghadapi kekeringan dan gelombang panas. … Ini adalah masalah hidup manusia.
Produksi akan menurun karena gelombang panas dan jika kita tidak mengatasi masalah air.
Lalu pasokan [makanan] kita akan turun, di ikuti kenaikan harga dan inflasi. … Hal ini perlu kita waspadai dan rencanakan dengan baik karena yang menjadi korban adalah rakyat kita,” kata Jokowi.
Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Pompa Air untuk Mencegah Kelaparan: Jokowi
Jokowi mengaku telah menginstruksikan pemerintahannya untuk memasang pompa air, khususnya di daerah penghasil beras yang merupakan tanaman pokok Indonesia.
“Saya sudah imbau mereka segera memasang pompa air. Kita akan memasang sekitar 20.000 pompa air di daerah-daerah yang sebagian besar menghasilkan beras, tetapi tidak terbatas pada beras saja,”
kata Jokowi seraya menambahkan bahwa pompa-pompa tersebut akan membantu mengalirkan air sungai ke sawah.
Jawa Tengah sudah memiliki sekitar 1.400 pompa air dan kemungkinan akan di tambah lagi.
Dalam 10 tahun masa kepresidenannya, Indonesia telah membangun 43 dari 61 bendungan yang di targetkan. Namun, Jokowi menilai bendungan saja tidak cukup.
“Air ini harus kita pastikan mengalir ke sawah. Harus ada irigasi primer, sekunder, dan bahkan tersier.
Jadi kita bisa bantu menggenjot produksinya…dan menjaga agar inflasi tidak naik,” kata Jokowi.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produksi beras Indonesia turun 1,39 persen year-on-year (yoy) menjadi 31,1 juta ton pada tahun 2023.
BPS mengaitkan penurunan tersebut dengan fenomena iklim El Nino.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman baru-baru ini mengatakan bahwa kementeriannya akan merealokasikan Rp 7 triliun ($427,5 juta) dari total anggarannya untuk membantu produksi tanaman strategis.
Sebagian dari anggaran yang di fokus ulang akan di gunakan untuk pembelian pompa air. Indonesia berupaya memproduksi 32 juta ton beras sepanjang tahun 2024.