Rilidigital – Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa hingga September 2023, empat provinsi telah mencapai target cakupan 75 persen program imunisasi dasar lengkap untuk bayi hingga usia 11 bulan.
Keempat provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan laporan tersebut pada Rapat Kerja Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang di pantau secara online di sini, Selasa.
“Pada dasarnya kita ada tiga imunisasi rutin, imunisasi dasar lengkap, imunisasi satu bulan untuk anak sekolah, dan (imunisasi) wanita usia subur,” komentarnya.
Dari empat provinsi tersebut, Jakarta memiliki cakupan tertinggi yaitu mencapai 93,4 persen, di susul
Banten sebesar 85,6 persen; Sulawesi Selatan 82,2 persen; dan Jawa Tengah 76,5 persen.
Sedangkan provinsi dengan cakupan imunisasi dasar lengkap terendah adalah Pegunungan Papua
sebesar 8,9 persen; Papua Tengah 23,6 persen; Aceh, 29,8 persen; Papua Barat Daya, 31,3 persen; dan Papua Barat, 32,4 persen.
Program imunisasi dasar lengkap meliputi vaksinasi hepatitis B, vaksinasi bacillus calette-guerin (BCG),
vaksinasi bivalen oral polio vaksin (bOPV), vaksinasi polio berbasis suntikan, vaksinasi campak-rubella,
vaksinasi pneumococcal conjugate vaksin (PCV), dan vaksinasi rotavirus. .
Baca Juga: Dihadapan Ketua PDIP,Bobby Nasution Dukung Kaesang Pangarep Bergabung di PSI
Selanjutnya meliputi vaksinasi Japanese encephalitis, vaksinasi tetanus-difteri (TD), vaksinasi human papillomavirus (HPV), dan vaksinasi DPT-HB-Hib.
Vaksinasi DPT-HB-Hib di berikan untuk mencegah enam penyakit: difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis.
Menurut Sadikin, vaksinasi HPV, rotavirus, dan PCV merupakan inokulasi terbaru yang di tambahkan dalam program tersebut.
Vaksin HPV di berikan untuk mencegah infeksi papillomavirus yang merupakan penyebab utama
kanker serviks, sedangkan vaksin rotavirus di berikan untuk mencegah diare pada bayi dan anak.
Sedangkan PCV di berikan untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus penyebab pneumonia dan meningitis.
Sadikin mengatakan, vaksin yang saat ini paling banyak di minati dalam program tersebut adalah
vaksinasi HPV karena mahalnya biaya yang di sediakan pihak swasta.
Ia mencatat, anggaran program imunisasi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), dana alokasi khusus dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan pinjaman dari lembaga internasional.