Rilidigital – Pakar lingkungan hidup Institut Pertanian Bogor (IPB) Suprihatin menyatakan, Archipelagic and Island States (AIS) Forum Summit merupakan momentum bagi Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan pencemaran laut dan menjaga kelestarian ekosistem mangrove.
“Kondisi mangrove di Indonesia secara umum masih memerlukan perhatian lebih,” kata Suprihatin saat di hubungi di sini, Rabu.
Pakar lingkungan hidup IPB ini menegaskan, ekosistem mangrove di berbagai wilayah pesisir Indonesia telah mengalami degradasi atau kehancuran yang di sebabkan oleh aktivitas ekonomi, pariwisata, pemukiman, atau aktivitas domestik lainnya.
Padahal, melestarikan mangrove mempunyai manfaat bagi ekosistem laut dan darat, antara lain melindungi dari abrasi, menetralisir berbagai polutan, dan menyediakan habitat bagi berbagai hewan, serta menyimpan karbon untuk mengurangi dampak pemanasan global.
“Berbagai upaya pelestarian, penataan, dan penanaman kembali kawasan mangrove penting untuk di bahas dalam AIS Forum Summit,” ujarnya.
Baca Juga: Menpora Dito Bantah Terima Suap Rp 27 Miliar
Isu polusi dan kenaikan permukaan air laut juga harus di angkat pada KTT Forum AIS.
Suprihatin mengemukakan, berbagai permasalahan tersebut umumnya di sebabkan oleh aktivitas di laut
dan di darat yang berdampak langsung terhadap pencemaran laut, seperti transportasi laut, aktivitas
pelabuhan, dan pencemaran sungai yang menuju ke laut.
Sementara itu, emisi gas rumah kaca akibat ulah manusia juga menyebabkan suhu bumi menjadi lebih hangat dan berdampak pada mencairnya es di kutub.
Dampak tersebut dapat semakin meningkatkan permukaan air laut di pesisir pantai dan di anggap menjadi penyebab menyempitnya luas daratan.
Sesuai dengan nama pertemuan tersebut, permasalahan yang perlu di soroti adalah terkait pencemaran
air laut dan kenaikan muka air laut yang berdampak pada daratan (pesisir, Red.), kata Suprihatin.
AIS Forum Summit yang di selenggarakan di Bali pada 10-11 Oktober 2023 di harapkan dapat
mewujudkan berbagai komitmen pengelolaan kelautan dan pesisir yang harus di laksanakan, sehingga
tidak hanya mengendalikan pencemaran namun juga menghasilkan berbagai manfaat dari sumber daya yang ada.
“Sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia akan mendapat manfaat besar dari keberhasilan pengelolaan kelautan dan pesisir,” kata Suprihatin.